Senin, 23 Mei 2011

TUTORIAL ILWIS 3.6



Sebelum kita mengolah data di software ILWIS, mula-mula yang kita lakukan adalah memanggil/mengimport data yang akan diolah. Data yang akan kita olah adala data citra landsat, cara mengimportnya adalah sebagai berikut :
1.       Setelah membuka software ILWIS 3.6, klik operation, pilik export/import, lalu klik import
2.       Lalu buka data yang telah anda simpan sebelumnya, pada table directory klik data yang akan di import (misalkan yang pertama adalah band 1, lalu import formatnya diganti dengan use GDAL, output filename nya diisi dengan nama yang sesuai, samping kolom output filename anda klik, lalu tentukan letak data yang akan anda simpan (lebih baik anda simpan difolder data landsat yang sudah ada, tujuannya adalah agar data tidak berserakan), lakukan hal yang sama pada semua band.
3.       Setelah semua band telah selesai diimport, lalu pada setiap band klik kanan, pilih statistic, lalu pilih histogram, lalu klik show (ini adalah tahapan sebelum membuat stretching)
4.       Setelah itu klik kanan kembali, pilih image processing, lalu pilih stretch,
5.       Pada kolom raster map pilih band yang akan distrech, lalu stretch methodnya klik linear stretching, lalu stretch fromnya klik min max, lalu isi dengan melihat pada histogram yang tadi anda buka sebelumnya, lalu domainnya menggunakan image, lalu output rastermapnya diisi, lalu klik show.
6.       Setelah itu kita membuat maplist, yaitu dengan cara, klik file, pilih create, lalu klik maplist, pindahkan data yang akan disimpan dimaplist (misalkan yang akan disimpan dimaplist adalah data hasil strechingan tadi), lalu nama maplistnya diisi(missal : maplist_strech), lalu ok
7.       Setelah itu kita membuat coordinat system, yaitu dengan cara : klik file, pilih creat, lalu klik coordinat system, lalu isi coordinat system namenya dengan wgs84, lalu ok
8.       Pada kolom coordinat system boundary only, min x y dan max x y nya diisi dengan melihat data coordinat system dari band.
9.       Selanjutnya kita membuat crooping, yaitu potongan/bagian yang akan kita buat supervise classification, dengan cara klik file, create, pilih georeference
10.   Georeference name-nya diisi dengan nama crooping, coordinat systemnya menggunakan wgs84 yang telaah kita buat, lalu pixel size-nya 30, lalu min dan max xy-nya kita isi sesuai dengan crooping yang kita inginkan, lalu ok

TO BE CONTINUE…….

Senin, 16 Mei 2011

Tahapan Pelaksanaan Survey


     
Proses pelaksanaan survey mencakup beberapa hal diantarannya :
*      Perencanaan dan persiapan
*      Pengamatan (pengumpulan data)
*      Pengolahan data
*      Pelaporan

œ        Geometri pengamatan
Geometri pengamatan yang mencakup geometri pengamatan dan geometri satelit akan juga mempengaruhi ketelitian posisi titik yang diperoleh dengan suevei GPS. Seperti yang ditunjukan. Geometri pengamatan mempunyai beberapa parameter antara lain :
-          Lokasi
-          Jumlah titik
-          Konfigurasi jaringan
-          Karakteristik Baseline
Parameter tersebut merupakan parameter yang mewakili geometri mpengamatan serta jumlah satelit serta lokasi dan distribusi satelit yang mewakili geometri satelit.
Dalam survey dengan GPS, geometri pengamatan harus didesain dengan sebaik mungkin, karena pengaruhnya tidak hanya pada ketelitian titik yang diperoleh melainkan juga pada aspek-aspek operasional yang berdampak Finansial.
œ        Lokasi titik GPS
Dalam pemilihan lokasi untuk titik suatu jaringan GPS perlu diingat bahwa tidak seperti halnya seperti survey terestis, survey GPS tidak mesti saling keterlihatan (invervisibility) antar titik-titik pengamatan. Yang diperlukan adalah pengamata dapat melihat satelit satellite visibility). Pada dasarnya lokasi titik Gps dipilih sesuai dengan kebutuhan serta tujuan pengamatan titik GPS itu sendiri.
œ        Jumlah titik GPS
Jumlah titik dalam jaringan GPS harus disesuaikan dalam dengan keperluan setra tujuan dari pelaksanaan survai GPS yang bersangkutan. Titik-titik kerangka GPS harus terdiri atas titik-titik yang telaha diketahui koordinatanya dan titik-titik yang akan ditentukan koordinatnya . titik-titik yang telah diketahui koordinatnya umumnya perlu diikut sertakan karena beberapa hal antara lain :
*      Untuk pendefinisian datum dari survai GPS tersebut
*      Dituntut oleh spesifikasi teknik dari survai GPS
*      Untuk penentuan parameter trasformasi antara datum GPS dan datum local
*      Untuk penetuan pengontrolan kualitas, serta
*      Untuk menjaga konsisiten dan homogenitas dari datum dan ketelitian titik
Disamping itu minimal satu titik mesti dijadikan sebagai titik datum dari survey GPS yang koordinatnya diketahui dalam sisitem WGS-84, dan perlu ditekankan pula bahwa secara umum jangan menggunkan koordinat yang diperoleh dari penentuan posisi secara absolute dengan data psudorange sebagai titik datum survai GPS, karena adanya kesalahan posisi titik datum sekitar 20 m akan mengakibatnkan kesalahan pada panjang baseline yang diperoleh sebesar 1 ppm.
œ        Karakteristik baseline
Berkaitan dengan Baseline, maka dalam survai dengan GPS, pengertian menyangkut dengan baseline trivial dan nontrivial (bebas).
Trivial adalah baseline yang dapat diturunkan (kombinasi linear) dari baseline=baseline lainnya dari satu sesi pengamatan. Baseline yang bukan trivial dinamakan baseline non trivial (baseline bebas).
œ        Konfigurasi jaringan
Perlu ditekankan bahwa pada survai GPS disebut titik-titik perse relative tidak terlalu mempengaruhi jaringan. Akan tetapi distribusi dari baseline bebas (nontrivial) yang digunakan, yang nantinya akan membentuk konfigurasu jaringan yang berbeda-beda seperti yang ditunjukan pada gambar.
Akan mempengruhi kualitas dari jaringan. Oleh sebab itu pemiliha lokasi titik-titik GPS terutama disesuaikan dengan tujuan dan keperluan survai, dan selanjutnya usahakan jumlah baseline bebas dan semaksimal dan seoptimal mungkin.
Selain itu patut diingat bahwa sebatas tahap perhitungan baseline, bentuk jaringan titik-titik GPS bukanlah suatu isu yang krusial dibandingkan dengan ukuran (besar) jaringan. Dengan kata lain panjang baseline sangat berpengaruh dibandingkan letak dan orientasinya. Sedangkan untuk keperluan penentuan cycle ambiguity, panjang baseline dalam suatu jaringan GPS sebaiknya bervariasi secara gradual dari pendek ke panjang (bootstrapping method). Tetapi dari segi menjaga tingkat dan konsisiten ketelitian titik-titik dalam jaringan, jarak antar titik sebaiknya tidak terlalu panjang dan juga titik-titik tersebut sebaiknya terdistribusi secara merata dan teratur.
Gambar

Patut juga dicatat bahwa bentuk dan besar jaringan GPS akan mempengaruhi jumlah dan distribusi dari titik tetap GPS yang yang diperlukan. Dari segi bentuk, GPS yang dibentuk melebar dan memanjang (jaringan koridor) untuk jaringan melebar, titik-titik tetap sebaiknya ditempatkan minimal pada tiga kuadran yang sumbu-sumbu koordinatnya berpusat ditengah jaringan dan pada jaringan koiridor titik-titik tetap di tempatkan disepanjang jarinagn seperti yang ditunjukan pada gambar


œ        Lokasi dan Distribusi satelit
Lokasi dan distribusi satilit sangat mempengaruhi kualiatas dari geometri pengamatan. Dalam hal ini sky plot dari satelit yang dapat dibuat dengan menggunakan perangkat lunak komersial GPS akan sangat berguna untuk mengetahui jumlah, lokasi dan distribusi satelit yang akan teramati dari suatu lokasi tertentu. Yang selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam pengamatan yang optimal.
œ        Metode pengamatan
Metode pengamatan yang digunakan dalam melakukan survai dengna GPS ini adalah dengan menggunakan metode Absolut dan diferrential.
Kelompok kami menggunakan metode Diferrential diaman dalam metode ini dibagi lagi menjadi dua metode yaitu :
*      Statik
*      Kinematik



œ        Waktu dan lama pengamatan
Waktu dan selang waktu serta lamannya pengamatan baseline dalam suatu survey GPS sebaiknnya memperhitungkan factor-faktor berikut yaitu :
*      Jumlah satelit GPS yang diamati
*      Kekuatan dari satelit Geometri
*      Aktivitas ionosfer
*      Aktivitas pada suatu titik dan sekitarnya (lalu lintas dan lalu lalang manusia)
*      Obstruksi sinyal pada titik yang bersangkutan
*      Jenis receiver yang digunakan (satu atau dua frekuensi)
*      Aksesibilitas titik, serta
*      Waktu pergerakan antar titik
Waktu dan lama pengamatan GPS akan mempengaruhi tidak hanya ketelitian posisi yang diperoleh, tetapi juga tingkat kesuksesan dari penentuan ambiguitas fase sinyal GPS, serta efek dan proses penjalaran dari kesalahan dan bias terhadap ketelitian posisi.


Minggu, 15 Mei 2011

LARUTAN PENYANGGA



Larutan penyangga adalah satu zat yang menahan perubahan pH ketika sejumlah kecil asam atau basa ditambahkan kedalamnya.
Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan penyangga yang bersifat asam adalah sesuatu yang memiliki pH kurang dari 7. Larutan penyangga yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan garammya – acapkali garam natrium.
Contoh yang biasa merupakan campuran asam etanoat dan natrium etanoat dalam larutan. Pada kasus ini, jika larutan mengandung konsentrasi molar yang sebanding antara asam dan garam, maka campuran tersebut akan memiliki pH 4.76. Ini bukan suatu masalah dalam hal konsentrasinya, sepanjang keduanya memiliki konsentrasi yang sama.
Anda dapat mengubah pH larutan penyangga dengan mengubah rasio asam terhadap garam, atau dengan memilih asam yang berbeda dan salah satu garamnya.
Larutan penyangga yang bersifat basa
larutan penyangga yang bersifat basa memiliki pH diatas 7. Larutan penyangga yang bersifat basa biasanya terbuat dari basa lemah dan garamnya.
Seringkali yang digunakan sebagai contoh adalah campuran larutan amonia dan larutan amonium klorida. Jika keduanya dalam keadaan perbandingan molar yang sebanding, larutan akan memiliki pH 9.25. Sekali lagi, hal itu bukanlah suatu masalah selama konsentrasi yang anda pilih keduanya sama.

Selasa, 10 Mei 2011

PEMBUATAN ATRIBUT ARCGIS


Nama : Bisri Alfarisi
NIM : 0901688

Mula-mula kita membuat digitasi terlebih dahulu di autoCAD 2009, yang kemudian akan ditampilkan di arcGIS untuk dibuat atributnya.
1.      Setelah membuaka software arcGIS, klik add data, lalu panggil semua layer ( harus satu persatu layer bila akan dipanggil, dan type filenya harus shp)
2.      Klik kanan layer gedung, pilih open atribut table,
3.      Selanjutnya klik editor pada toolbar, pilih start editing, lalu klik tanda panah, lalu pilih salah satu gedung, kemudian klik kanan gedung tersebut, pilih attributes, maka akan keluar table
4.      Kemudian, pada toolbar, klik editor, pilih stop editing, lalu pada table attribute gedung klik option, lalu pilih add field.
5.      Pada kolom add field, name nya diisi dengan nama gedung, lalu typenya ditulis text, field propertisnya juga diganti menjadi 20.
6.      Pada table attribute of gedungnya, kita isi dengan nama gedung yang sebenarntnya.
7.      Setelah itu, klik option, pilih select by attributes, maka akan muncul tabek select by attribute,
8.      Pada tabelnya kliik 2x nama gedungnya, lalu get unique valuesnya juga diklik
 
9.      Pada kolom ‘SELECT FROM Gedung WHERE’  harus Nama Gedung=Balai Bahasa bila kita ingin mengetahui letak/posisi keberadaan balai bahasa itu sendiri, lakukan hal yang sama pada senua gedung.
                                                                                      
10.  Sekian dan terimakasih