Kamis, 14 April 2011

arti rektifikasi,restitusi dan paralaks


Nama : Bisri Alfarisi
Nim : 0901688

REKTIFIKASI
Rektifikasi adalah suatu proses pekerjaan untuk memproyeksikan citra yang ada ke bidang datar dan menjadikan bentuk konform (sebangun) dengan sistem proyeksi peta yang digunakan, juga terkadang mengorientasikan citra sehingga mempunyai arah yang benar (Erdas, 1991).
Untuk keperluan rektifikasi citra satelit, dibutuhkan beberapa koordinat titik kontrol lapangan sebagai bagian dari titik sekutu. Koordinat titik kontrol lapangan ini dapat diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan dengan GPS atau interpolasi dari peta dasar yang sudah ada.
Banyaknya titik kontrol yang harus anda buat tergantung pada kompleksitas dari bentuk transformasi polynomial yang rencananya akan anda gunakan untuk mengubah dataset raster ke dalam koordinat peta. Untuk hasil rektifikasi yang baik, anda harus menyebarkan secara merata titik kontrol dibandingkan dengan hanya memusatkannya dalam satu area.
Ada beberapa alasan untuk melakukan rektifikasi, antara lain :
1. Untuk perbandingan sebuah pixel dalam beberapa aplikasi seperti perubahan yang terjadi atau pemetaan kelembaman panas (perbandingan citra yang diambil pada siang dan malam hari)
2. Untuk membangun basis data sebuah pemodelan SIG
3. Untuk identifikasi sampel yang mengacu pada koordinat peta
4. Untuk membuat peta foto yang berskala tepat
5. Untuk keperluan tumpang susun (overlay) sebuah citra dengan data vektor
6. Untuk membandingan sebuah citra dalam berbagai skala
7. Untuk meningkatkan ketepatan hitungan jarak dan luas pada citra
8. Untuk membuat mosaik citra
9. Berbagai aplikasi lain yang membutuhkan identifikasi sebuah lokasi geografis secara teliti.
 PARALAKS
Paralaks, atau lebih tepatnya paralaks gerak (bahasa Yunani: παραλλαγή (parallagé)) adalah perubahan kedudukan sudut dari dua titik diam, relatif satu sama lain, sebagaimana yang diamati oleh seorang pengamat yang bergerak. Secara sederhana, paralaks merupakan pergeseran yang tampak dari suatu obyek (titik 1) terhadap latar belakang (titik 2) yang disebabkan oleh perubahan posisi pengamat.

Gambar 1: contoh sederhana dari paralaks
Paralaks sering didefinisikan sebagai "pergerakan yang tampak" dari sebuah obyek terhadap latar belakang yang jauh akibat pergeseran perspektif sebagaimana dapat dilihat pada gambar 1. Ketika dilihat dari titik pandang A, obyek tampak berada di depan kotak biru. Ketika titik pandang diubah ke titik pandang B, obyek tampak bergerak ke depan kotak merah. Fenomena ini biasa dimanfaatkan dalam astronomi untuk menentukan jarak benda-benda langit.
Paralaks dan penentuan jarak
Metode penentuan jarak obyek-obyek langit pada dasarnya adalah kasus khusus dari triangulasi, dimana kita dapat menentukan panjang dua sisi sebuah segitiga, jika salah satu sisi dan sudutnya diketahui. Untuk kasus penentuan jarak dengan metode paralaks, segitiga yang dibentuk oleh dua titik posisi pengamat dan obyek langit adalah segitiga yang sangat lancip. Posisi dua titik pengamatan merupakan alas segitiga tersebut dan biasanya ditentukan dengan menggunakan ukuran-ukuran bumi seperti diameter Bumi dan jari-jari orbit Bumi mengelilingi Matahari. Sudut segitiga dapat ditentukan dengan mengukur sudut "pergeseran yang tampak" pada bola langit dari dua titik pengamatan tadi.
Kesalahan paralaks pada fotografi
Pada fotografi dikenal istilah kesalahan paralaks (en:parallax error), yaitu sebuah kesalahan pendekatan paraksial yang dilakukan pada pergeseran sudut pandang.
Fotografi mengenal dua jenis kesalahan paralaks:
  1. Paralaks penyambungan (en:stacking parallax, panoramic parallax), yaitu tidak tersambungnya garis-garis pada foreground, midground dan background dari beberapa foto yang akan disambung untuk membentuk sebuah citra panorama.
  2. Paralaks sudut pandang (en:AOV parallax), yaitu paralaks yang sering dijumpai pada kamera refleks lensa ganda atau kamera TLR saat digunakan untuk mengambil foto pada jarak yang sangat dekat. Foto yang dihasilkan akan mempunyai sudut pandang yang berbeda dengan sudut pandang yang dilihat oleh fotografer pada jendela bidik.
Proyeksi Ortogonal
Proyeksi orthogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Garis-garis yang memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi disebut proyektor. Selain proyektor tegak lurus terhadap bidang proyeksiya juga proyektor-proyektor tersebut sejajar sattu sama lain.
RESTITUSI
Restitusi/ rekonstruksi foto udara pada hakekatnya adalah suatu proses untuk mendapatkan kembali informasi dari data yang terrekam pada foto udara ke informasi obyek yang ada di permukaan tanah.
Tergantung dari keperluannya, informasi geometri dapat berupa informasi 2D atau planimetri (X,Y) saja atau informasi 3D (X,Y,Z). Dari foto udara, kedua jenis informasi geometri tersebut dapat diperoleh melalui proses restitusi foto tunggal dan restitusi stereo.
1.      Restitusi Foto Tunggal
Foto udara tegak sempurna, dengan orientasi arah dan ketinggian pesawat yang diketahui secara pasti, untuk permukaan tanah yang relatif datar, maka informasi planimetri (X,Y) yang dikandung pada foto udara = peta. Namun secara umum, setiap foto udara tidak pernah dapat dipotret secara tegak sempurna serta diketahui ketinggian secara pasti.


Restitusi foto ada 2 macam, yaitu Restitusi Foto Tunggal dan Foto Stereo
Restitusi foto tunggal  merupakan  proses koreksi citra  agar foto udara dapat bebas dari distorsi akibat kemiringan kamera saat pemotretan serta koreksi terhadap skala.
Restitusi foto stereo (stereo restitution) dapat diartikan sebagai pengembalian sesuatu yang hilang, atau rekonstruksi model fiktif (3D) dari pasangan foto (2D).


Model fiktif ini kemudian digunakan sebagai panduan penurunan peta. Pembentukan model 3D dari pasangan foto dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
a.       Orientasi dalam (inner orientation),
b.       Orientasi relatif (relative orientation), dan
c.        Orientasi absolut (absolute orientation).





1 komentar:

  1. terima kasih, artikelnya membantu banget, lg pusing ttg fotogrametri soalnya...

    BalasHapus