Sabtu, 16 April 2011

IDENTIFIKASI DAS


IDENTIFIKASI DAS

            Sungai adalah  torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah aliran sungai dan material yang dibawanya dari bagian hulu ke bagian hilir suatu darrah pengaliran ke tyempat yang lebih rendah dan akhirnya bermuara ke laut
            Sungai mempunyai fungsi utama menampung curah hujan dan mengalirkannya sampai ke laut , daerah tangkapan huja  di sebut dengan DPS / DAS . DPS / DAS adalah unit keaatuan wilayah tempat air hujan menjadi aliran permukaan dan mengumpul ke sungai menjadi aliran sungai. DAS adalah bagian permukaan bumi yang dibatasi oleh igir (puncak – puncak tertinggi didaerah tersebut) dimana curah hujan yang jatuh masuk ke sungai yang ada di daerah tersebut dan hilirnya terdapat di laut.( Van Hallen 1897)
            Garis batas antara DPS / DAS ialah punggung permukaan bumi yang dapat memisahkan dan membagi air hujan menjadi aliran permukaan ke masing – masing DPS / DAS . Setiap DPS / DAS besar merupakan gabungan dari beberapa DPS / DAS sedang / sub  DPS / DAS dan sub DPS / DAS adalah gabungan dari sub DPS / DAS kecil – kecil.

Ø       Pola aliran
Aliran sungai dihubungkan oleh suatu jaringan satu arah dimana cabang  dan anak sungai mengalir ke dalam sungai induk yang lebih besar dan membentuk suatu pola aliran tertentu. Pola itu tergantung oleh kondisi topografi, geologi, iklim, vegetasi yang terdapat di dalam DPS / DAS yang bersangkutan. Kondisi tersebut menentukan karakteristik sunagi di dalam polanya.

Ø       Bentuk DPS / DAS
Bentuk DPS / DAS berpengaruh terhadap kecepatan terpusatnya aliran . Setelah DPS / DAS ditentukan garis batasnya maka bentuk DPS / DAS nya dapat diketahui.
4 Bentuk DPS / DAS :       
  • Memanjang
  • Radial
  • Paralel
  • Komplek



Ø                               Alur Sungai
Alur sungai dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
  • Bagian hulu
  • Bagian tengah
  • Bagian hilir

Ø       Luas
            Garis batas antara DPS / DAS ialah punggung permukaan bumi yang dapt memisahkan dan membagi air hujan ke masing – masing DPS / DAS . Garis batas tersebut ditentukan berdasarkan perubahan kontur dari peta topografi sedangkan luas DPS / DAS nya dapat diukur dengan alat planimeter .
            Skala peta yang digunakan akan mempengaruhi ketelitian perhitungasn luasnya . Sebagai contoh skala peta 1 : 250.000 dengan interval kontur 50 m dapat memberikan hasil yang teliti jika luas DPS / DAS nya lebih dari 40 km2  dengan kesalahan yang diizinkan sekitar 5 % . Dengan demikian semakin kecil luas DPS / DAS yang dihitung , diperlukan peta topografi dengan skala semakin besar.

Luas Penggunaan Lahan Daerah Aliran Sungai Ci Beet

  • Semak Belukar

56 x 10 -4 = 0,05625 km
    17,5       km
     +
                       17,55625 km


  • Pemukiman

90 x 10 -4 = 0,05625 km


  • Sawah Irigasi

87 x 10 -4 = 0,054375 km
                   10             km
                                            +
                  10,054375 km


  • Ladang

76 x 10 -4 = 0,0475 km
                   3,75    km
                                            +
                   3,7975 km

  • Swah Tadah Hujan

30 x 10 -4 = 0,01875 km












 Orde Sungai dan Panjang Sungai

            Alur sungai di dalam suatau DAS dapat dibagi dalam beberapa orde sungai. Orde sungai adalah posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya terhadap induk sungai di dalam suatu DAS. Dengan demikian makin banyak jumlah orde sungai akan semakin luas pula DAS nya dan akan semakin panjang pula alur sungainya. Berdasarkan cara STRAHLER alur sungai paling hulu yang tidak mempunyai cabang disebut dengan orde pertama, pertemuan antara dua orde pertama dengan orde kedua juga disebut orde kedua. Demikian seterusnya sampai pada sungai utama ditandai dengan nomor orde yang paling besar.          
            Pemberian nomor orde harus menggunakan peta topografi atau foto skala besar, ini dimaksudkan agar semua alur sungai orde pertama masih terbaca walaupun hanya berfungsi mengalirkan air pada saat musim hujan saja. Berdasarkan jumlah alur sungai untuk suatu orde akan dapat ditentukan angka indeknya yang menyatakan tingkat percabangan sungai  (bifurcation ratio). Indek tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

Rb = Nu / Nu + 1

Keterangan :

            Rb    =    Indek tingkat percabangan sungai
            Nu    =   Jumlah alur sungai untuk orde ke u
         Nu + 1 =   Jumlah alur sungai untuk orde ke u + 1


Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan oleh STRAHLER dapat disimpulkan bahwa :

1. apabila nilai Rb lebih kecil dari 3 maka pada alur sungai tersebut akan mempunyai kenaikan muka air banjir dengan cepat, sedangkan penurunannya berjalan dengan lambat.

2. apabila nilai Rb lebih besar dari 5 maka pada alur sungai tersebut mempunyai kenaikan muka air banjir dengan cepat, demikian juga penurunannya akan berjalan dengan cepat.

3. apabila nilai Rb diantara 3 dan 5 maka pada alur tersebut mempunyai kenaikan dan penurunan muka air banjir yang tidak terlalu cepat atau tidak terlalu lambat.

Panjang sungai
Panjang sungai dapat diukur dan diperkirakan dengan cara mengukur jarak sungai yang tertera pada skema DAS yang telah dibuat ( diukur dalam satuan centimeter ) dan dikali dengan skala yang tertera pada peta tersebut.
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar