Senin, 18 April 2011

Transformasi Koordinat Geodetik ke UTM



Dalam melakukan editing menggunakan Edit Tools pada program pemetaan Arcview, koordinat peta harus dalam bentuk koordinat UTM. Hal ini karena editing membutuhkan tolerance yang dapat digunakan untuk kalkulasi dalam satuan tertentu, misal pengaturan snap, pengaturan clean, dsb. Walaupun editing masih bisa dilakukan pada koordinat Geodetik, namun hasilnya kurang optimal dibandingkan jika kita melakukan editing menggunakan koordinat UTM. Cara melakukan transformasi dari Koordinat Geodetik ke koordinat UTM adalah sebagai berikut.
1.    Proses transformasi memerlukan extension Arview Projection Utility, sehingga extension tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu. Langkah-langkah mengaktifkannya adalah sebagai betrikut:
a.       Buka program Arcview, buat sebuah View pada sebuah Project.
b.      Pilih Menu File –> Extensions.
c.       Contreng Projection Utility Wizard –>OK
d.      Extension Arview Projection Utility sudah tersedia pada menu File.
2.    Lakukan transformasi dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Pilih menu File –> Arcview Projection Utility.
b.      Pilih file *.shp yang akan transformasi–> Next
c.       Setelah muncul windows Arcview Projection Utility – Step 2, biarkan isi di dalamnya, kemudian pilih Next.
d.      Pada bagian Coordinate System Type pilih Projected, Name:  WGS_1984_UTM_Zone_48S_[32748], yang lainnya abaikan saja, kemudian pilih Next.
e.       Ketika ada sebuah windows muncul, pilih No, artinya file lama tetap di simpan secara utuh seperti sebelumya.
f.       Ganti nama file yang telah ditaransformasi dan tempatkan file tersebut di tempat yang diinginkan.
3.    Konversi telah selesai, cara melihat hasilnya adalah sebagai berikut.
a.       Pada View pilih Add Themes.
b.      Pilih file yang telah ditransformasi tadi –> OK.
c.       Contreng file *.shp yang baru dibuka, letakkan kursor pada area peta.
d.      Koordoinat UTM sudah terlihat pada bagian kanan atas. Contoh koordinat UTM –> 287964,9851410.
4.     




PENGENALAN TENTANG SISTIM PROYEKSI,
SISTIM KOORDINAT DAN TRANSFORMASI KOORDINAT

(Tulisan ini merupakan salah satu rujukan saya dalam mengenal / mengingatkan kembali tentang Sistem Koordinat, Tulisan ini disadur dari sumber asli : http://www.geocities.com/yaslinus/sistem_proyeksi.html)

Dalam hubungan Sistim Informasi Geografi (GIS)

  1. SISTIM PROYEKSI
Proyeksi adalah suatu cara dalam usaha menyajikan dari suatu bentuk yang mempunyai dimensi tertentu ke dimensi lainnya. Dalam hal ini adalah dari bentuk matematis bumi (Elipsoid atau Elip 3 dimensi) ke bidang 2 dimensi berupa bidang datar (kertas). PROYEKSI dapat dibagi menurut criteria :
SIFAT:
  1.  
    1. KONFORM (bentuk sama)
    2. EQUIVALENT (luas sama)
    3. EQUIDISTANT (jarak sama)
BIDANG :
  1.  
    1. AZIMUTHAL (bidang datar)
    2. KERUCUT (bidang kerucut)
    3. SILINDER (bidang silinder)
KEDUDUKAN BIDANG PROYEKSI :
  1.  
    1. NORMAL ( tegak )
    2. TRANSVERSAL ( melintang )
    3. OBLIQUE ( miring )
  1.  
    • Sebagai ilustrasi analogi dapat dibayangkan bagaimana cara untuk mendatarkan kupasan kulit jeruk agar didapatkan jumlah luas minimal dan dijaga posisi relatip setiap titik dikulit jeruk tadi tetap sama. Maka cara mengiris kupasan jeruk tadi dianalogkan sama dengan Proyeksi.
    • Ada banyak sistim Proyeksi, diantaranya yang digunakan dalam kepentingan pemetaan adalah Proyeksi Silinder Melintang yang dikenalkan oleh Mercator dan bersifat Universal atau disebut UTM ( Universal Tranvers Mercator ) sistim ini telah dibakukan oleh BAKOSURTANAL sebagai sistim Proyeksi Pemetaan Nasional.
    • Mengapa UTM, karena:
      1. Kondisi geografi negara Indonesia membujur disekitar Garis Katulistiwa atau garis lingkar Equator dari Barat sampai ke Timur yang relatip seimbang.
      2. Untuk kondisi seperti ini, sistim proyeksi Tranvers Mercator/Silinder Melintang Mercator adalah paling ideal (memberikan hasil dengan distorsi minimal).
      3. Dengan pertimbangan kepentingan teknis maka dipilih sistim proyeksi Universal Transverse Mercator yang memberikan batasan luasan bidang 6º antara 2 garis bujur di elipsoide yang dinyatakan sebagai Zone.
Ciri dari Proyeksi UTM adalah :
  1.  
    1. Proyeksi bekerja pada setiap bidang Elipsoide yang dibatasi cakupan garis meridian dengan lebar 6º yang disebut Zone.
      ZONE :
      Penomoran Zone merupakan suatu kesepakatan yang dihitung dari Garis Tanggal Internasional (IDT) pada Meridian 180º Geografi ke arah Barat – Timur, Zone 1 = (180ºW sampai dengan 174ºW). Wilayah Indonesia dilingkup oleh Zone 46 sampai dengan Zone 54 dengan kata lain dari Bujur 94º E(ast) sampai dengan 141 E(ast)
    2. Proyeksi garis Meridian Pusat (MC) merupakan garis lurus vertical pada tengah bidang proyeksi.
    3. Proyeksi garis lingkar Equator merupakan garis lurus horizontal di tengah bidang Proyeksi.
    4. Grid merupakan perpotongan garis-garis yang sejajar dengan dua garis proyeksi pada butir 2 dan 3 dengan interval sama. Jadi, garis pembentuk grid bukan hasil proyeksi dari garis Bujur atau garis Lintang Elipsoid (kecuali garis Meridian Pusat dan Equator).
    5. Faktor skala garis (scale factor) di Pusat peta adalah 0.9996, artinya garis horizontal di tanah pada ketinggian muka air laut, sepanjang 1 km akan diproyeksikan sepanjang 999.6 m pada Peta. Catatan : Faktor skala tidak sama dengan skala peta.
    6. Penyimpangan arah garis meridian terhadap garis utara Grid di Meridian Pusat = 0º, atau garis arah Meridian yang melalui titik diluar Meridian Pusat tidak sama dengan garis arah Utara Grid Peta, simpangan ini disebut Konfergensi Meridian. Dalam luasan dan skala tertentu tampilan simpangan ini dapat diabaikan karena kecil (tergantung posisi terhadap garis Ekuator).

  1. SISTIM KOORDINAT.
  1.  
    • Koordinat adalah pernyataan besaran geometrik yang menentukan posisi satu titik dengan mengukur besar vektor terhadap satu Posisi Acuan yang telah didefinisikan.
      Posisi acuan dapat ditetapkan dengan asumsi atau ditetapkan dengan suatu kesepakatan matematis yang diakui secara universal dan baku. Jika penetapan titik acuan tersebut secara asumsi, maka sistim koordinat tersebut bersifat Lokal atau disebut Koordinat Lokal dan jika ditetapkan sebagai kesepakatan berdasar matematis maka koordinat itu disebut koordinat yang mempunyai sistim kesepakatan dasar matematisnya.
Sebagai contoh:
  1.  
    • Pada Proyeksi UTM, sistim koordinat yang digunakan adalah Orthmetrikl 2 Dimensi, dengan satuan mete,r kesepakatan posisi titik Acuan berada di pusat proyeksi yaitu perpotongan proyeksi garis Meridian Pusat pada Zone tertentu dengan lingkaran Equator dan di-definisikan sebagai :
      N(orth) : 10,000,000 m
      E(ast) : 500,000 m
    • Penentuan Zone: Zone ditentukan dengan :

Dimana :
Bujur = Bujur ditengah daerah Pemetaan
3º = Lebar 0.5 Zone
30 = Nomor Zone di Greenwich
Kesimpulan, Parameter Koordinat UTM terdiri dari komponen North/East dan informasi Zone. (Kontur bukan merupakan parameter koordinat.)
  1.  
    • Pada Sistim Proyeksi Lokal, titik acuan dapat berupa Patok, Paku, Pojok Bangunan dll, dengan asumsi nilai X,Y sebarang, dengan arah Utara Grid sebarang. Koordinat ini dapat pula disebut Koordinat Relatip. Jika pada kemudian hari koordinat “Patok” tersebut dapat ditentukan hubungannya terhadap Sistem Koordinat Nasional, maka Sistim Koordinat dapat diubah menjadi Sistem Koordinat Baku. Proses ini disebut juga TRANSFORMASI.

  1. TRANSFORMASI KOORDINAT
Transformasi Koordinat adalah proses pemindahan suatu Sistim Koordinat ke Sistim Koordinat lainnya.
  1.  
    1. Pada pembahasan terdahulu Koordinat harus mempunyai acuan Posisi dan Arah. Dalam kasus ini dibatasi pembahasan Transformasi Koordinat Geografi ke Koordinat UTM dan sebaliknya.
    2. Koordinat Geografi pada Proyeksi UTM mempunyai referensi Posisi Acuan dan arah yang sama yaitu Titik Pusat Proyeksi untuk posisi dan arah utara Grid di Meridian Pusat sebagai arah acuan. Permasalahan yang timbul adalah :
  1.  
    1.  
      1. SATUAN (unit) . Besaran Pada Koordinat Geografi dinyatakan dalam besaran sudut (derajat), besaran pada Koordinat UTM dinyatakan besaran panjang (meter).
      2. Bidang persamaan, pada Koordinat geografi dinyatakan sebagai permukaan Elipsoid, sedang bidang persamaan UTM merupakan bidang datar.
    2. Jadi hubungan antara Koordinat Geografi dan UTM adalah :

Dimana :
ON = Origin North = 10,000,000 m
G = Panjang busur Meridian
ko =0.9996
OE = Origin East = 500,000 m
p = Panjang busur Paralel
Kor = Koreksi akibat perubahan bentuk 3 D garis lengkung ke 2D.
Garis Meridian : Garis lengkung melingkar dipermukaan Elipsoid dan melewati 2 kutub
Garis Paralel : Lingkaran melintang dipermukaan Elipsoid dari Kutub U ke S sejajar Equator

KESIMPULAN DIHUBUNGKAN DENGAN KONSEP GIS
Karena Sistim Informasi Geografi (GIS) merupakan metoda sajian terpadu, maka semua data masukan spasial maupun tabular harus berupa data terpadu. Artinya, kesatuan Sistim Koordinat untuk data spasial, kesatuan ID untuk data tabular, kesatuan dalam me-manage data untuk sasaran informasi tersebut agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Fungsi Sistim Proyeksi dan transformasi sangat memegang peranan sangat penting.
Hal lain yang perlu diingat bahwa konsep GIS memanfaatkan pula jaringan data antar Pusat dengan Daerah, antar Instansi yang bersifat Nasional , yang sangat berguna untuk analisis terhadap suatu dampak dari perubahan data yang masuk dalam cakupan yang lebih luas. Jadi kesatuan dalam Sistim Koordinat adalah mutlak dalam konsep GIS.
Setelah dipahami tiga Konsep ( Proyeksi, Koordinat, Transformasi ) diatas, dapat disimpulkan bahwa data masukan spasial (peta) mutlak harus mempunyai kesatuan dalam hal Spheroid dan Sistim Koordinat, yaitu UTM dengan Elipsoid Acuan WGS84 ( Parameter ini telah baku untuk peta rupa bumi Nasional ), jika data tersebut tidak dalam sistim tersebut maka perlu dilakukan transformasi Koordinat sebelumnya.

ISTILAH – ISTILAH
Koordinat GEOGRAFI :
Pernyataan Koordinat Spheroid Bumi (3D) dengan Komponen :
  1.  
    1.  
      1. Bujur (Longitude), dimana Bujur 0º terletak di GREENWICH di negara Inggris (sekitar kota London) dihitung ke barat (BUJUR Barat) dan ke timur (BUJUR Timur)
      2. Lintang (Latitude), dimana diawali pada Lintang 0º yang merupakan lingkaran Equator dihitung ke Utara (Lintang Utara) dan ke Selatan (Lintang Selatan) Posisi Geografi adalah titik potong garis Bujur dan Lintang yang melalui titik tersebut.
PROYEKSI UTM (Universal Transverse Mercator) :
Sistim Proyeksi Orthometrik dengan satuan panjang ( m ) berdasar bidang SILINDER (Mercator), bersifat KONFORM, kedudukan bidang Proyeksi TRANVERSAL (Melintang), menggunakan ZONE (Universal) dengan interval 6º meridian dikenalkan oleh Mercator.
KOORDINAT UTM :
Koordinat Orthometrik 2 Dimensi, dengan Titik Acuan N = 10,000,000 m dan E = 500,000 m terletak di Pusat Proyeksi (Perpotongan Meridian Central/Tengah Zone dengan Equator). Arah Utara grid sejajar Proyeksi MC
ZONE :
Merupakan Juring Elipsoid dengan batasan 6º diawali di Bujur 180º dengan arah Timur (Zone 1) sampai dengan Zone 60. Artinya berawal di Bujur 190º ketimur (Bujur Timur) melalui Bujur 0º di Greenwich (Zone 30) berakhir di Bujur 180 Timur (Zone 60) GARIS BUJUR (Longitude Line) / Grs Meridian. Proyeksi potongan satu bidang dengan elipsoid melalui dua kutubnya yang merupakan garis di permukaan Elipsoid Bumi membujur dari Kutub Utara ke Kutub Selatan. Dihitung dari Bujur 0º Greenwich 180º kearah Timur dan 180º kearah Barat
GARIS LINTANG (Latitude)
Garis potong antara bidang datar dengan Elipsoid yang memotong melintang tegak lurus sumbu Elipsoid Bumi berupa garis di permukaan Elipsoid diawali Lintang 0º di Equator menuju Kutub Utara ( Lintang Utara) dan Selatan ( Lintang Selatan) secara berjajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar